Minggu, 03 Desember 2023

Profil Pemerintahan

Profil Pemerintahan

" Menurut Legenda, Dahulu kala Ada sebuah Pohon Jati Yang Sangat Besar Di Wilayah ini. Sehingga ketika tepat siang hari, suasana pedukuhan menjadi gelap. Saking rimbunnya dedaunan, sinar matahari terhalang ke bawah." Setelah di tebang menjadi masjid kauman kebumen, di atas tunggak luas penampangnya mampu menampung puluhan orang untuk kenduri.

Ratusan tahun sebelum menjadi sebuah desa bernama jatimulyo. Masing masing dukuh dalam desa memiliki pemerintahan desa dan lurah / kepala desanya sendiri sendiri. Lurah terakhir Desa Jatisari Adalah Raden Joyo Pawiro, Lurah Terakhir Pejaten Adalah Ki Wana Sentana, Lurah Terakhir Sembir adalah Ki Karta Sentika, Lurah Terakhir Depok Adalah Ki Sura Sentana/Dal, Lurah Terakhir Karangtawang, Karangtanjung dan Karajiwan adalah Ki Sentika. Lima desa kecil kecil tersebut didirikan oleh leluhur desa masing masing.

Menurut folklore, Pendiri Desa "Bubak Kawah" Jatisari Adalah Syekh Abdurrozak Senggamunggu, Pejaten adalah Mbah Nur, Dukuh Kidul Mbah Kyai Lena Abdul Majid. Penamaan Desa Jatimulyo sendiri akibat dari kebijakan kolonial belanda. Pemerintah hindia belanda mencoba menyatukan beberapa desa kecil agar mudah dalam pengadministrasian penduduk. Kebijakan tersebut dikenal dengan nama "blengketan". Desa Jatimulyo terbentuk dari blengketan Desa Jaten, Jatisari, Sembir Depok dan Karang Tanjung. Blengketan desa terjadi pada tahun 1924.

Asal-usul nama Desa Jatimulyo diambil dari 3 versi yaitu :

1. Versi Penggabungan Nama Jaten dan Jatisari. Nama desa Jatimulyo itu berasal dari Kata Jaten dan Jatisari , atas dasar sebutan bagi nama dukuh yang banyak pohon jatinya.

2. Versi Pemberian Nama Oleh R. Ngabei Atmosastro. Setelah Pemilihan Kepala desa penggabungan wilayah (Blengketan) pada waktu itu .

Tokoh-tokoh Masyarakat berkumpul untuk menentukan nama desa diantaranya R. Ngabei Atmosastro (Mbah Puring) yang mengusulkan Nama desa Jatimulyo. Raden Ngabehi Atmosastro adalah seorang bangsawan yang merupakan mertua dari Raden Sayid Harjosudarmo. Rumah Beliau ada di pekarangan yang sekarang milik bapak Karta (Manten Lurah Sodikin) Penamaan tersebut, Sebab konon dahulu kala diambil dari daerah yang banyak pohon jatinya. Dengan harapan masyarakat yang tinggal di dalamnya dapat hidup mulia dan sejahtera.

3. Versi Analitik berbagai sumber Masyarakat Desa Jatimulyo sendiri mempunyai legenda yang ada sejak lama, legenda itu mereka dengar dari Kakek atau orang sebelum mereka,

Mereka mendengar legenda atau kisah pohon jati yang amat besar yang pernah tumbuh di daerah desa Jatimulyo. Dahulu di wilayah dukuh Pejaten terdapat pohon Jati yang amat besar dan pohon tersebut dikramatkan orang pada waktu itu, suatu ketika pohon Jati tersebut diminta oleh Kyai Imam Manadi Pendiri Masjid Kauman. Sezaman dengan Bupati Kebumen yang berkuasa pada waktu itu, untuk membangun Masjid Kauman Kebumen (sekiar tahun 1830).

Setelah di tebang diadakan kenduri / bancaan / Slametan, diatas penampang pohon / tunggak pohon jati tersebut , luas penampang tunggaknya diduduki sebagai tempat kenduri mampu menampung 40 orang. Setelah Pemilihan Kepala desa penggabungan wilayah (Blengketan) pada waktu itu . Tokoh-tokoh Masyarakat berkumpul untuk menentukan nama desa. diambil dari Legenda tersebut, sepakat diberi nama desa Jatimulyo .

Jati maksudnya Sejatine, Mulyo bermakna Mulia dengan pengharapan masyarakat yang tinggal di Desa ini benar-benar menjadi Orang-orang yang Mulia berahlakul karimah. Hari Jadi Desa Jatimulyo diperingati tiap tanggal 09 Oktober, Pengambilan Hari di rujuk dari Pemilihan Kepala desa pertama pada tanggal 09 Oktober 1924 yang terpilih pada waktu itu yaitu R. HARDJO SOEDARMO alias SAJID ( 1924 s/d 1944 ). Klilan

Tulisan Dihimpun Dari Buku Sejarah Desa Jatimulyo Petanahan Kebumen. Team Penulis Buku sejarah Desa Tahun 2005

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2